PRABUMULIH, PP-Study Banding SMA Negeri 2 Prabumulih ke negara tetangga, Malayasia-Thailand-Singapore, memberikan kesan yang mendalam. Ternyata, dibanding di Indonesia, tingkat kesadaran akan tertib, disiplin berlalu lintas dan berkendara, sangat tinggi dibanding di Indonesia.
"Mereka lebih sadar dan patuh akan aturan, seperti tertib mengantri dan tidak membuang sampah sembarangan," tutur Hj Tin Martini MM Kepala SMA Negeri 2 Prabumulh saat ditemui, Sabtu (8/3) di i druangannya.
Rombongan siswa, guru dan Komite SMA Negeri 2 Prabumulih ini menyempatkan berkunjung dan melihat langsung proses belajar mengajar di Higland International School, sekolah boarding school International, yang berkurikulum Cambridge.
"Bayaran sekolahpun di Higland International School per bulannya adalah Rp 10 Juta, bandingkan dengan biaya sekolah di Indonesia," tambah Hj Tin Martini.
Kemudian mereka juga melakukan kunjungan di Sekolah Saleha, sebuah sekolah swasta di Malaysia. "Sekolah ini adalah sekolah yang dikelola orang Malaysia," jelas Hj Tin Martini.
Hj Tin Martini pun menilai, pendidikan di Malaysia sangat pesat kemajuannya dibanding di Indonesia. "Tapi yang kita lihat, adalah sekolah swasta, juga kita bandingkan dengan sekolah pemerintah atau negeripun, tampaknya sama dengan sekolah negeri yang ada di Indonesia," tuturnya.
Namun, kesadaran akan disiplin, budaya bersih dan tertib adalah contoh kemajuan yang tak ada di Indonesia."Ketika pulang dari Singapore menuju Batam, terasa hiruk pikuk kendaraaan dan pemandangan yang kotor akibat sampah dimana-mana," tandasnya. (bmg)
"Mereka lebih sadar dan patuh akan aturan, seperti tertib mengantri dan tidak membuang sampah sembarangan," tutur Hj Tin Martini MM Kepala SMA Negeri 2 Prabumulh saat ditemui, Sabtu (8/3) di i druangannya.
Rombongan siswa, guru dan Komite SMA Negeri 2 Prabumulih ini menyempatkan berkunjung dan melihat langsung proses belajar mengajar di Higland International School, sekolah boarding school International, yang berkurikulum Cambridge.
"Bayaran sekolahpun di Higland International School per bulannya adalah Rp 10 Juta, bandingkan dengan biaya sekolah di Indonesia," tambah Hj Tin Martini.
Kemudian mereka juga melakukan kunjungan di Sekolah Saleha, sebuah sekolah swasta di Malaysia. "Sekolah ini adalah sekolah yang dikelola orang Malaysia," jelas Hj Tin Martini.
Hj Tin Martini pun menilai, pendidikan di Malaysia sangat pesat kemajuannya dibanding di Indonesia. "Tapi yang kita lihat, adalah sekolah swasta, juga kita bandingkan dengan sekolah pemerintah atau negeripun, tampaknya sama dengan sekolah negeri yang ada di Indonesia," tuturnya.
Namun, kesadaran akan disiplin, budaya bersih dan tertib adalah contoh kemajuan yang tak ada di Indonesia."Ketika pulang dari Singapore menuju Batam, terasa hiruk pikuk kendaraaan dan pemandangan yang kotor akibat sampah dimana-mana," tandasnya. (bmg)
0 Komentar