Begini Cara Warga Muba Jika Kalah Bersaing

SEKAYU, PS - Sulitnya petani tradisional bersaing dengan beras-beras impor yang harganya lebih terjangkau, ternyata membuat sejumlah petani padi di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) tukar guling dan mengalihfungsikan lahan sawah mereka menjadi lahan perkebunan.

Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Peternakan dan Pertanian (Distanak) Muba, saat ini terdapat sekitar 3.000 hektar lahan persawahan di Kabupaten Muba yang telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan. Hal tersebut dinilai cukup mengkhawatikan, karena dapat memicu pasokan beras dari Muba menurun.

Sumardi petani di Kecamatan Lalan mengaku saat ini sulit sekali untuk mendapatkan untung dari bertanam padi, belum lagi hama burung dan ular yang banyak. Selain itu, jika menanam padi yang hanya bisa dipanen setahun dua kali hasil yang didapat tidak maksimal, berbeda jika lahan tersebut dijadikakn kebun, yang dapat dipanen dalam setahun sampai tiga kali.

“Beras hasil olahan petani tidak mampu bersaing dengan harga beras yang diimpor dari luar, beras kita yang berkualitas baik tidak dapat dijual seperti harga beras impor yang lebih murah, inilah menjadi keluhan kami. Belum lagi saat panen, hutang dengan tengkulak harus dibayar,”ungkapnya ketika dihubungi, Jumat (19/12/2014)

Plt Kepala Distanak Muba, Ahmad Juahir, mengatakan, kondisi ini tentunya berpengaruh pada produksi padi yang telah ditetapkan. Dimana pada tahun ini target produksi padi Muba yaitu sebanyak 265.351 ton dengan luas lahan mencapai 61.122 hektar.

“Memang mempengaruhi produksi padi kita, namun tidak terlalu signifikan karena Muba tetap mengalami surplus,” kata dia. Seraya menambahkan, pada 2013 lalu produksi padi mencapai 260.148 ton.

Kendati begitu, kata Ahmad, pihaknya terus berusaha meyakinkan para petani untuk tidak mengalih fungsikan lahan menjadi lahan perkebunan. Salah satunya dengan memberikan berbagai kemudahan untuk para petani, seperti pengembangan infrastruktur pertanian, penyediaan sarana dan prasarana produksi pangan, serta Jaminan penerbitan sertifikat hak atas tanah pada lahan pertanian pangan berkelanjutan.

“Masyarakat jangan mudah tergiur dengan hasil perkebunan, palagi saat ini harga produk perkebunan seperti karet dan kelapa sawit cukup rendah. Jadi kita berharap lahan pertanian tetap dijaga, karena kita akan berikan berbagai kemudahan untuk para petani, seperti bibit unggul,” beber dia.

Disinggung mengenai sentra produksi padi, Ahmad menuturkan, saat ini terdapat tiga kecamatan yang menjadi sentra produksi terbesar yakni Kecamatan Lalan, Bayung Lencir, dan Sanga Desa. “Besaran target berbeda, untuk Kecamatan Lalan pada tahun ini (2014) ditargetkan mampu memproduksi padi sebanyak 128.406 ton, Kecamatan Bayung Lencir sebanyak 23.166 ton dan Kecamatan Sanga Desa 19.397 ton,” jelas dia.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Muba, A Suandi, mengatakan, untuk menjamin kebutuhan pangan di Muba pihaknya terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk memperlancar distribusi pangan, terutama ke daerah-daerah terpencil.

“Saat ini kita memiliki cadangan pangan berupa beras sebanyak 100 ton di gudang utama, serta 160 gudang cadangan, dimana setiap gudang berisikan 5 ton beras yang dapat digunakan oleh masyarakat,” tandas dia. (candra okta della)

Posting Komentar

0 Komentar