Jejak Sandal Jepit Petani Karet Muba di Hilir


PLAKAT TINGGI/MUBA, PZ ---Tumpuan ekonomi Indonesia di sektor komoditas unggulan mengalami goncangan Harga di pasar dunia. Situasi ini ikut merembet pada harga karet dunia. Di tingkat petani karet Musi Banyuasin bahkan harga terus merosot dia pekan terakhir menyentuh rp 5000-7000 per kilogram. 

Alih-alih menyerah pasrah, Pj Bupati Muba  H Apriyadi bersama Dinas Perdagangan dan Perindustrian serta Dinas Perkebunan menyisir pasar ke hilir. 

Kamis (3/11/2022) Apriyadi memboyong sejumlah warga khususnya di Sukamaju (SP5) Kecamatan Plakat Tinggi menggarap hilirisasi karet. Petani karet ini melebarkan garapan pada pembuatan produksi sandal, sarung tangan, karpet, karet gelang, dan aksesoris gantungan kunci.
Di lokasi pelatihan hilirisasi karet, di Plakat Tinggi, H Apriyadi menyaksikan keasyikan mereka mengukur, memotong dan merakit lembaran karet jadi sepasang sandal jepit. 

"Cukup setengah jam untuk membuat sepasang sandal. Terima kasih, ada jalan keluar untuk kami petani," ungkap Sunarno warga Desa Sialang Agung Plakat Tinggi. Ia bersama petani lain di desanya sudah sekian lama  mendapatkan pelatihan hilirisasi karet yang difasilitasi H Apriyadi. 

Pelatihan seperti ini, kata Sunarno, sudah lama diimpikan petaniani karet. "Alhamdulillah sekarang usai menyadap karet di kebun, pulang ke rumah masih bisa cari rejeki dengan membuat sandal jepit dan aksesoris lain. Pelatihan begini mantab. Hasilnya langsung bisa dijual ke pasar," terangnya. 

Proses pembuatan sandal dan aksesoris lain yang dilakukan petani Plakat Tinggi dibantu alat produksi berupa alat press dan molding yang sudah difasilitasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Muba. 

"Prosesnya, olahan karet setengah jadi dicampur dengan beberapa jenis cairan kimia. Hasilnya tak kalah dengan sandal jepit yang dijual dipasaran. Dari pelatihan banyak yang kami dapat. Bisa buat sandal jepit, karet gelang, sarung tangan, dan aksesoris gantungan kunci," bebernya.

Lewat terobosan di pasar hilir bagi petani karet ini, H Apriyadi ingin jadi gerakan massal. Sehingga ada jalan keluar bagi petani karet agar tetap kokoh menghadapi anjloknya harga karet. 

"Saya berkeyakinan dengan inovasi ini dapat mendorong upaya menstabilkan harga karet di Muba dan menjadi nilai tambah bagi warga Muba," tandasnya. 

Mantan Kepala Desa Pematang Palas ini mengaku, inovasi hilirisasi karet  akan turut mendorong pemasaran produk sandal jepit dan lainnya  masuk di aplikasi bela pengadaan. 

"Jadi ini murni produksi warga alias murni handmade warga Muba, sekarang warga Muba khususnya di Plakat Tinggi sudah bisa memproduksi sandal jepit dan inovasi lainnya,. Berikutnya kita bela lagi dengan pasar pengadaan lewat aplikasi pengadaan barang dan jasa lokal" tukasnya. 

Apriyadi juga menggagas perluasan hilirisasi karet ini menyasar ke daerah lain di Muba yang memiliki komoditas karet dalam jumlah besar. "Hilirisasi inovasi karet lainnya akan kita kembangkan ke kecamatan lain, bertahap dan nyata realisasinya," tegasnya. 

Kepala Disdagperin Muba, Azizah menerangkan sejumlah alat untuk produksi sandal jepit dan inovasi lainnya telah dilengkapi di Kecamatan Plakat Tinggi. Diantaranya, centrifuge, alat press karet manual serta molding yang digunakan sebagai alat cetak ukuran untuk sandal jepit. 

Azizah berkeyakinan, pelatihan hilirisasi karet membuka belah pendapatan baru bagi warga. Ia menilai, warga sangat cepat memahami pelatihan dan sangat mahir dalam memproduksi sejumlah inovasi hilirisasi karet. 

Saat ini, petani karet binaan ini mampu memproduksi  1.500 pasang sandal jepit sebulan dengan rentang harga  Rp. 15.000 - Rp. 30.000. Pemasaran awal melalui program bela beli produk lokal, dipasarkan untuk internal seperti untuk perkantoran, tempat ibadah mesjid, musholla dan sekolah. (SBG)

Posting Komentar

0 Komentar