Sukirno S.Kep, Pecinta Seni Bernuansa Islami Di Lambar

LAMPUNG BARAT, PUBLIKZONE -- Kesenian Hadrah Marawis tentunya memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta seni. Melalui senandung pujian kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, lantunan irama merdu ala ketimuran ini mampu membuat para pendengarnya hanyut dalam nuansa islami.

Dengan sentuhan irama zafin, sarah, dan zaife, hentak rebana yang ditabuh kian memperkental suasana religi. Dibutuhkan kekompakkan tim dalam rentak pukulan sehingga irama yang dibuat menjadi padu.

Disebut Marawis karena aliran musik ini menggunakan alat musik khas mirip kendang serta musik tetabuhan lainnya. Musik khas arab ini juga mewarnai sejarah perkembangan Islam. Mengadopsi kecintaan terhadap seni, Marawis juga dijadikan unsur media perjalanan dakwah di indonesia.

Kini, Hampir semua masyarakat di nusantara mengenal jenis Musik Hadrah Marawis, bahkan satu persatu daerah mulai mempelajarinya. Seperti di daerah liwa, kabupaten Lampung Barat, masyarakatnya pun mulai mengembangkan musik berlatarkan Islam-Arab tersebut.

Seperti Sukirno S.Kep, seorang pecinta musik Islami asal Lampung barat yang sangat tertarik untuk mempelajari kesenian yang mengandung unsur keagamaan tersebut. Apalagi dirinya berniat untuk memperkenalkan marwah seni Islami kepada masyarakat Liwa dengan perpaduan kebudayaan setempat.

"Di Lampung Barat, kesenian hadroh peminatnya mulai meningkat, mungkin akan lebih bagus kalau hadroh ini kita segarkan atau kita kenalkan kepublik dengan perpaduan kebudayaan setempat, misalnya dipadukan dengan kegiatan Sakura. Sehingga jika memungkinkan akan muncul dengan agenda 'Sakura Liwa Bersholawat'," Ujar pria yang akrab disapa Mas Kirno Ini.

Menurutnya, Apabila dapat dikaji lebih dalam, kesenian hadrah akan lebih bermakna, Baik tentang unsur sejarah penyebaran Islam maupun tekhnik memainkan alat musiknya. Selain itu juga, perhatian dan dukungan sangat diperlukan demi berkembangnya seni seni lainya yang masih berkaitan dengan kesenian islami. 

"Ini merupakan kesenian islami yang diwariskan kepada kita, tidak ada salahnya untuk dipelajari. Jika dulunya Hadrah dijadikan metode syiar dakwah, saat ini kita tinggal meneruskan perjuangan itu. Setidaknya untuk ajang silaturahmi sesama muslim dan pecinta musik yang bernuansa Islami," Demikian Tutup Ayah dari 2 orang anak ini.
Penulis : Metra Jaya

Posting Komentar

0 Komentar