Dukung Perwako 56, Aktivis Muda Putar Mobil Batubara

PRABUMULIH, PUBLIKZONE - Sedikitnya puluhan mobil angkutan  bertonase berat kembali melintasi jalan jend Sudirman kota Prabumulih, bahkan iring iringan mobil ini dengan leluasa melintas atas jasa oknum pengawal transportir.

Larangan melintas bagi kendaraan bertonase berat telah diataur dalam Ketentuan penyelenggaraan jalan melalui peraturan walikota Prabumulih no 56 tahun 2015 yang menjelaskan Larangan mobil angkutan barang (truk) kecuali mobil sembako dan BBM yang diperbolehkan melakukan bongkar muat di Jln. Jend. Sudirman sesuai dengan dispensasi yang diberikan. Mulai pukul 18.00wib sampai dengan pukul 4.00 wib.

Namun meski sudah beberapa kali diperingatkan, para supir khususnya angkutan batubara masih tetap beroperasi melalui jalan jend. Sudirman Kota Prabumulih.

Hal tersebut bukan tanpa alasan, para sopir berani melanggar peraturan diduga karena telah membayar jasa ke beberapa oknum pengawal transportir yang bisa meloloskan mereka, sehingga bisa melenggang mulus melalui jalan Sudirman.

Terkait hal tersebut, Febri zulian sang aktivis muda yang sekaligus ketua umum gerakan mahasiswa & muda-mudi Prabumulih (GEMMAPRA) mulai mengambil langkah untuk menujukkan eksistensinya dengan turun kejalan.

Aksi yang dilakukanya dengan mengingatkan para supir truk agar tidak lagi melintas di jalan sudirman,namun lagi lagi dirinya dihadapkan dengan alasan membuatnya geram. Sang supir yang bersikeras melintas karena telah membayar jasa pengawalan kepada beberapa orang sebagai pengawal transportir.

Namun demi mendukung perwako, febri tetap saja memutarkan mobil tersebut karena memang jelas melanggar ketentuan.

Menurutnya langkah yang dia tempuh merupakan bentuk dukungan kepada pemerintah dan Aparat dalam menegakkan aturan yang telah ditentukan.

" Aturan dibuat untuk ditegakan bukan malah di langgar, Kalau bukan kita yang bantu pemerintah dan aparat dalam menegakan aturan lalu siapa lagi," ujarnya.

Ditambahkanya, kemacetan dan lakalantas serta kerusakan jalan akibat angkutan batubara menambah daftar efek negatif yang dirasakan masyarakat kota Prabumulih. (Febri Zulian S)

Posting Komentar

0 Komentar