PRABUMULIH, PUBLIKZONE ---- Buah Nanas Prabumulih terkenal dengan cita rasa manis alaminya. Tak hanya bisa dinikmati langsung, kini buah nanas Prabumulih juga sudah diolah menjadi beragam kudapan lezat.
Berbagai varian olahan dari bahan buah nanas seperti Dodol, Manisan, Wajik, Keripik, hingga Pangsit dijamin bisa memanjakan lidah para pecinta nanas.
Terbaru, bukan hanya buahnya yang bernilai ekonomis, daun nanas yang dulu hanya sampah kini sudah bisa diolah menjadi produk istimewa berupa serat daun nanas.
Komoditas serat daun nanas kota Prabumulih sudah mampu menembus pasar luar negeri sebagai bahan pembuat benang. Para pengrajin kelompok tani pun, telah memproduksi pesanan bahan baku serat untuk diekspor ke negeri tetangga Singapore.
Untuk memajukan sektor agrowisata budidaya nanas ini, pemerintah kota Prabumulih telah menggelontorkan bantuan dana dan mesin pengelolaan bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM)
Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM, mengaku telah menggalakkan petani untuk lebih inovatif dengan selalu memberikan support agar usaha pertanian khususnya budidaya nanas terus berkembang.
"Tentunya dukungan terus kita berikan. Tujuannya agar pelaku IKM di Prabumulih bisa lebih maju dan dikenal dunia," katanya, Senin (5/6/2023).
Ridho Yahya menjelaskan, kelompok tani binaan pemkot Prabumulih telah melalukan ekspor perdana ssbelumnya. Serat daun nanas tersebut dikirim ke Perusahaan asing Nextevo Pte. Ltd Singapura. Produk akhir dari nanas tersebut dapat diolah menjadi pewarna pakaian.
"Prabumulih ini terkenal akan nanasnya. Daging buahnya bisa diolah menjadi produk kalengan, selai dan lainya. Serat daunnya digunakan sebagai bahan baku benang dan kulitnya untuk pewarna pakaian," ungkap Ridho.
Diakuinya, perkembangan agrowisata nanas ini juga tak lepas dari dukungan pemerintah pusat. Terlebih, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Haverick Hasnul Qolbi, telah mengunjungi kawasan budidaya tanaman nanas di Kelurahan Karang Jaya, Kecamatan Prabumulih Timur beberapa waktu lalu.
"Kedatangan Wamentan RI ini, diharapkan bisa meningkatkan pangsa pasar serat nanas yang tadinya di Singapore Rp 1,8 juta perkg. Di Eropa, harapannya bisa lebih tinggi," pungkasnya. (ARD)
0 Komentar