Muara Enim — Embun pagi belum sepenuhnya mengering ketika ribuan warga mulai memadati Lapangan Merdeka Muara Enim, Selasa (18/11). Di bawah langit biru cerah, suara derap langkah pasukan upacara berpadu menciptakan suasana yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Hari itu, Kabupaten Muara Enim memasuki babak sejarah baru: untuk pertama kalinya, peringatan HUT ke-79 digelar serentak di seluruh kecamatan, menghadirkan denyut kebersamaan yang terasa hingga ke pelosok desa.
Di tengah suasana khidmat, Bupati Muara Enim, H. Edison, S.H., M.Hum., berdiri tegap di podium. Di hadapannya, berdiri rapi pasukanpegawai dan pelajar yang datang dengan harapan akan Muara Enim yang lebih bangkit, lebih sejahtera, lebih MEMBARA.
Dengan suara yang tegas namun hangat, Bupati Edison menyampaikan amanat yang menggugah. “Peringatan ini adalah sarana introspeksi. Kita melihat kembali apa yang telah dicapai, serta apa yang harus diperbaiki. Dari sinergi dan kebersamaanlah lahir gagasan-gagasan progresif untuk masa depan Muara Enim,” ujarnya.
Setiap kata seolah mengajak mereka menjadi bagian dari perjalanan panjang Bumi Serasan Sekundang. Peringatan tahun ini terasa semakin berwarna karena dirangkaikan dengan Hari Kesehatan Nasional, Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, Hari Guru Nasional, dan Hari Korpri. Sebuah simbol kuat bahwa pembangunan Muara Enim bukan hanya soal infrastruktur, tetapi soal kolaborasi seluruh sektor kehidupan.
Hadir pula Wakil Bupati Ir. Hj. Sumarni, M.Si., Sekda Ir. Yulius, M.Si., Ketua TP PKK Hj. Heni Pertiwi Edison, S.Pd., serta jajaran Forkopimda dan OPD yang menambah wibawa jalannya upacara.
Usai rangkaian upacara, suasana berubah lebih hangat. Satu per satu, sosok-sosok inspiratif dipanggil ke panggung untuk menerima penghargaan. Mereka adalah masyarakat dan perangkat daerah yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam satu tahun terakhir.
Ada yang datang dengan senyum haru, ada pula yang berjalan dengan semangat membara seakan penghargaan itu menjadi pengakuan atas kerja keras yang selama ini mereka jalani tanpa pamrih.
Bupati dan Wakil Bupati menyerahkan penghargaan tersebut dengan pesan sederhana namun mendalam: “Prestasi ini bukan akhir, tetapi awal untuk terus berkarya bagi Muara Enim.”
Menjelang sore, lantunan ayat suci mengalun lembut. Masyarakat kembali berkumpul dalam Tabligh Akbar yang menjadi penutup rangkaian peringatan. Suasana religius menambah kesyahduan HUT ke-79, mengajak setiap warga untuk tidak hanya membangun daerah, tetapi juga memperkuat spiritualitas dan persaudaraan.
Di langit Muara Enim, matahari perlahan tenggelam. Namun semangat MEMBARA yang dikobarkan hari itu justru semakin menyala.
HUT ke-79 Kabupaten Muara Enim tahun ini tidak sekadar seremoni. Ia adalah cerita tentang kebersamaan, tentang langkah-langkah kecil yang membentuk perubahan besar, tentang harapan yang tumbuh dari rakyat untuk rakyat.
Dari pusat kota hingga kecamatan terjauh, gema semangat MEMBARA menjadi tanda bahwa Muara Enim siap melangkah lebih jauh bangkit, maju, dan berkelanjutan. (SY/DN)









0 Komentar